Ticker

6/recent/ticker-posts

Tanggul PT. BPP Diduga Picu Banjir Pemukiman Warga di Koto Sawah Ujunggading


 Pemukiman warga mudah Diterpa banjir 



Pasaman Barat,  sannarinews.com ---+ Tanggul yang dibangun oleh PT Bakrie Pasaman Plantations (BPP) di lokasi perkebunannya di BPP Air Balam, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat diduga menjadi penyebab terendamnya pemukiman dan perkebunan milik warga.


Pemukiman yang dimaksud kebanjiran itu meliputi Dusun Banjar Bahal dan sekitarnya di Jorong Koto Sawah, Nagari Ujung Gading dan Jorong Air Jernih. Sementara perkebunan yang dimaksud berupa perkebunan sawit dan padi. Tak heran, perkebunan milik warga tersebut sudah direndam air berbulan bulan lamanya.


Pembuatan tanggul itu dilakukan sudah sekitar satu tahun yang lalu. Ketika tanggul itu selesai dibuat, banjir pun mulai terjadi.


Selain tanggul, perusahaan bersangkutan juga membuat pintu air yang diduga tidak mencukupi untuk membuang air yang masuk. Sehingga, air naik ke pemukiman masyarakat.


Tanggul PT. BPP



Pernah dilakukan masyarakat kala itu, supaya air yang merendam pemukiman dan perkebunan dapat surut, warga terpaksa menjebol tanggul milik perusahaan itu. Namun, langkah itu tidak maksimal. Genangan air masih saja dapat menyelimuti pemukiman dan perkebunan mereka.


"Iya, kita bersama masyarakat pernah menjebolkan tanggul yang dibuat oleh perusahaan PT. BPP yang terletak di Divisi III BPP Air Balam. Kami bersama-sama dengan masyarakat," tegas salah seorang warga, Silvia, kepada media belum lama ini.


Dikonfirmasi salah seorang Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat asal Pasaman Barat, Syamsul Bahri, mengatakan bahwa pembuatan tanggul oleh PT. BPP itu perlu dikaji kembali. Karena, sejak ada tanggul banjir pun terjadi lebih parah dari biasanya.


"Kita tidak bisa pungkiri, memang wilayah itu kerab banjir dimusim hujan, tapi airnya cepat surut. Sekarang ini air tidak pernah surut sudah berbulan bulan, tentu perlu dikaji. Kita akan lakukan secepatnya koordinasi dengan Dinas PU Sumbar dan Kabupaten Pasbar serta instansi terkait lainnya," tegas Syamsul Bahri, Selasa (30/4/2024).


Berdirinya perusahaan diwilayah kita ini bertujuan untuk kesehateraan masyarakat, bukan sebaliknya. Jadi, kita akan ambil tindakan tegas agar persoalan ini jelas darimana asal usul banjir berkepanjangan ini.


"Kita akan panggil seluruh yang terkait, apa penyebab utama banjir yang melanda pemukiman dan perkebunan masyarakat ini," pungkas Syamsul.


Terkait persoalan tanggul itu, Humas PT. BPP, Sanjaya Saragih saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta arahan dan koordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat. 


"Dalam waktu dekat ini, kita akan bekerja sama dengan Dinas PSDA Provinsi Sumatera Barat untuk meninjau sungai-sungai yang ada disekitar perusahaan dan melakukan kerjasama untuk mengurai luapan air sungai penyebab banjir yang terjadi itu," jelasnya. (Bisri Batubara)Pasaman Barat, Tanggul yang dibangun oleh PT Bakrie Pasaman Plantations (BPP) di lokasi perkebunannya di BPP Air Balam, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat diduga menjadi penyebab terendamnya pemukiman dan perkebunan milik warga.


Pemukiman yang dimaksud kebanjiran itu meliputi Dusun Banjar Bahal dan sekitarnya di Jorong Koto Sawah, Nagari Ujung Gading dan Jorong Air Jernih. Sementara perkebunan yang dimaksud berupa perkebunan sawit dan padi. Tak heran, perkebunan milik warga tersebut sudah direndam air berbulan bulan lamanya.


Pembuatan tanggul itu dilakukan sudah sekitar satu tahun yang lalu. Ketika tanggul itu selesai dibuat, banjir pun mulai terjadi.


Selain tanggul, perusahaan bersangkutan juga membuat pintu air yang diduga tidak mencukupi untuk membuang air yang masuk. Sehingga, air naik ke pemukiman masyarakat.


Pernah dilakukan masyarakat kala itu, supaya air yang merendam pemukiman dan perkebunan dapat surut, warga terpaksa menjebol tanggul milik perusahaan itu. Namun, langkah itu tidak maksimal. Genangan air masih saja dapat menyelimuti pemukiman dan perkebunan mereka.


"Iya, kita bersama masyarakat pernah menjebolkan tanggul yang dibuat oleh perusahaan PT. BPP yang terletak di Divisi III BPP Air Balam. Kami bersama-sama dengan masyarakat," tegas salah seorang warga, Silvia, kepada media belum lama ini.


Dikonfirmasi salah seorang Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat asal Pasaman Barat, Syamsul Bahri, mengatakan bahwa pembuatan tanggul oleh PT. BPP itu perlu dikaji kembali. Karena, sejak ada tanggul banjir pun terjadi lebih parah dari biasanya.


"Kita tidak bisa pungkiri, memang wilayah itu kerab banjir dimusim hujan, tapi airnya cepat surut. Sekarang ini air tidak pernah surut sudah berbulan bulan, tentu perlu dikaji. Kita akan lakukan secepatnya koordinasi dengan Dinas PU Sumbar dan Kabupaten Pasbar serta instansi terkait lainnya," tegas Syamsul Bahri, Selasa (30/4/2024).


Berdirinya perusahaan diwilayah kita ini bertujuan untuk kesehateraan masyarakat, bukan sebaliknya. Jadi, kita akan ambil tindakan tegas agar persoalan ini jelas darimana asal usul banjir berkepanjangan ini.


"Kita akan panggil seluruh yang terkait, apa penyebab utama banjir yang melanda pemukiman dan perkebunan masyarakat ini," pungkas Syamsul.


Terkait persoalan tanggul itu, Humas PT. BPP, Sanjaya Saragih saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta arahan dan koordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat. 


"Dalam waktu dekat ini, kita akan bekerja sama dengan Dinas PSDA Provinsi Sumatera Barat untuk meninjau sungai-sungai yang ada disekitar perusahaan dan melakukan kerjasama untuk mengurai luapan air sungai penyebab banjir yang terjadi itu," jelasnya. (Bisri Batubara)